Cerpen : Petualangan Menuju Puncak Bisma Karya Siti Maimunah

 

Pagi itu, hari pengambilan rapor, jantungku berdebar-debar. Campuran rasa cemas dan
harap-harap cemas memenuhi dada. Setelah menerima rapor hasilnya cukup memuaskan, aku
melihat Ibu keluar dari pintu gerbang sekolah. Senyum lega terpancar dari wajahnya.
“Bagaimana, Bu?” tanyaku lembut. Ibu mengangguk, menceritakan sedikit tentang
nilai-nilaiku. Setelah itu, aku dan ibu langsung pulang. Sesampainya di rumah, temanku
menelpon untuk mendaki Gunung Bisma.
Rencana mendaki Gunung Bisma sudah lama kami bicarakan. Hari ini, hari yang tepat
untuk mewujudkan impian itu. Dengan semangat membara, kami bergegas mempersiapkan
perlengkapan. Tas ransel penuh dengan bekal makanan, air minum, dan jajanan ringan sudah
siap di punggung masing-masing. Perjalanan dimulai!, diawali dengan perjalanan dari bandar
menuju wonosobo dengan melewati jalan yang cukup mengerikan. Setelah sampai di
basecamp kita melakukan registrasi, kita membayar tiga puluh ribu per orang dan sepuluh
ribu untuk parkir satu sepeda motor.
Setelah registrasi selesai kita langsung melakukan pendakian. Perjalanan mendaki
Gunung Bisma sungguh mengagumkan. Pemandangan alam yang hijau dan udara segar
menyambut kami. Kami melewati perkebunan warga, hutan lebat dan tebing-tebing terjal.
Sesekali, kami berhenti beristirahat dan menikmati keindahan sekitar. Kami bercerita dan
bercanda, membuat suasana perjalanan terasa menyenangkan.
Sampailah di puncak Indraprasta Gunung Bisma, pemandangannya luar biasa.
Hamparan hijau pegunungan dan langit biru cerah terbentang luas di hadapan kami. Kami
berfoto bersama, mengabadikan momen indah ini. Rasa lelah mendaki seakan hilang
seketika. Kami makan bersama, berbagi cerita dan tawa. Waktu terasa cepat berlalu. Matahari
mulai terbenam, pertanda kami harus segera turun.
Namun, hujan deras mengguyur kami saat mulai menuruni gunung. Hujan yang
sangat deras dan angin kencang membuat perjalanan semakin sulit. Kami basah kuyup, tubuh
menggigil kedinginan. Dengan hati-hati, kami melangkahkan kaki di jalan setapak yang licin
dan berlumpur. Saling membantu dan menyemangati satu sama lain menjadi kunci untuk
tetap bertahan. ”Ayo sedikit lagi kita sampai bawah” kata temanku.
Setelah beberapa jam berjuang melawan hujan dan dingin, akhirnya kami sampai di
kaki gunung. Rasa lega dan syukur memenuhi hati. Meskipun basah kuyup dan lelah, kami
selamat.
“Akhirnya kita sampai dengan selamat” kata ku.
“Kita istirahat dulu,habis itu kita langsung pulang agar tidak kehujanan lagi” jawab temanku.

Kami sempat beristirahat sebentar di basecamp lalu bergegas pulang. Sesampainya di
rumah masing-masing, mandi dan berganti pakaian menjadi hal pertama yang kami lakukan.
Petualangan mendaki Gunung Bisma menjadi kenangan indah yang tak terlupakan, sebuah
pengalaman yang mengajarkan kami tentang kerja sama, ketahanan fisik, dan pentingnya
bersyukur.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top