Pagi itu, aku terbangun lebih awal dari biasanya. Alarm yang berbunyi
tepat pukul enam pagi cukup membangunkanku dari tidur nyenyak. Aku
merasa semangat, ada rencana besar hari ini. Sejak kemarin, aku sudah
memikirkan untuk pergi ke sebuah tempat yang cukup jauh dari rumah,
sebuah tempat yang selalu aku ingin kunjungi tapi belum sempat. Aku merasa
hari ini adalah waktu yang tepat.Setelah mandi dan sarapan cepat, aku siap
untuk berangkat. Matahari belum terlalu tinggi, tapi aku yakin waktu yang
tepat sudah tiba. Namun, begitu aku membuka jendela kamar, suasana yang
menyambut tidak seperti yang kubayangkan. Langit yang biasanya cerah kini
berwarna kelabu pekat, dan awan gelap menggantung rendah, seakan
memberi tanda-tanda buruk. Hujan turun begitu deras, dengan angin yang
menggoyangkan dedaunan di luar.
Aku hanya bisa menatap langit dengan perasaan yang campur aduk.
Rencana yang sudah kususun dengan hati-hati, yang kuharap bisa menjadi
hari yang penuh petualangan, kini hampir pasti gagal. Jalanan di luar terlihat
tergenang air, dan pohon-pohon bergoyang hebat, menambah kesan suram
pada pagi itu. Rasanya, semua semangatku hilang dalam sekejap.Aku duduk
di pinggir tempat tidur, menatap hujan yang semakin menggila. Rasanya tidak
adil, kenapa hujan harus turun saat aku begitu bersemangat? Aku mencoba
menenangkan diri, berpikir mungkin hujan ini hanya sementara. Aku
berharap akan reda dalam beberapa jam dan aku bisa melanjutkan perjalanan
seperti yang telah direncanakan.
Namun, jam demi jam berlalu dan hujan tetap tak menunjukkan tanda-
tanda akan berhenti. Pukul sepuluh pagi, aku sudah merasa jenuh menunggu.
Semua rencana yang sebelumnya terasa penuh harapan kini terasa sia-sia.
Jalanan yang basah, genangan air di mana-mana, dan langit yang terus
menerus gelap, membuatku semakin malas untuk pergi jauh.Aku merasa
terperangkap dalam kekecewaan, tapi kemudian sebuah ide datang begitu
saja. Aku tidak perlu pergi jauh-jauh, cukup keluar rumah untuk membeli
jajanan yang sering aku beli di warung dekat sini. Aku menyadari bahwa hal
kecil seperti itu mungkin bisa mengembalikan sedikit kebahagiaan,
setidaknya untuk hari ini. Tanpa ragu, aku bergegas meraih jaket tebal yang
ada di gantungan dan mengambil payung.
Saat aku melangkah menuju pintu, hujan kembali turun dengan sangat
lebat. Deras sekali, seolah tak memberi ruang sedikitpun untuk keluar rumah.
Aku berdiri sejenak di ambang pintu, ragu-ragu. Apa aku benar-benar harus
keluar dalam cuaca seperti ini? Aku yang sudah berdandan rapi dan sudah
memakai jas hujan, tapi rasanya tidak cukup untuk menghadapi derasnya
hujan di luar. Aku pun kembali mundur, kembali ke ruang tamu, dan duduk
di sofa.Waktu terus berjalan. Pukul sebelas, siang sudah tiba, namun hujan
masih belum menunjukkan tanda-tanda akan reda. Aku hanya bisa merenung.
Rencana besar untuk pergi ke luar kota kini tinggal kenangan, dan aku harus
mencari cara untuk membuat diriku merasa sedikit lebih baik.
Sekitar setengah jam kemudian, hujan mulai mereda, meskipun tidak
sepenuhnya berhenti. Langit yang tadinya gelap perlahan berubah, memberi
sedikit harapan. Aku memutuskan, meski terlambat, aku akan tetap keluar.
Aku menghidupkan motor, mengajak kendaraan itu untuk melaju meskipun
aku tahu jalanan masih licin dan basah. Setidaknya, aku bisa pergi membeli
jajanan seperti yang kutargetkan tadi. Begitu aku melaju keluar halaman
rumah, hujan kembali turun sedikit lebih deras. Aku menekan gas motor,
berusaha untuk tidak terpengaruh. Di jalan, genangan air mulai mengganggu
laju motor, tetapi aku terus melaju, perlahan-lahan. Saat motor melaju di jalan
yang mulai sedikit basah, aku merasa sedikit lega. Mungkin perjalananku tak
seperti yang direncanakan, tapi setidaknya aku bisa keluar rumah.
Warung tempat aku biasa membeli jajanan terletak tidak jauh dari
rumah. Begitu sampai, aku memarkir motor di pinggir jalan, dan segera
masuk ke dalam warung. Udara di luar sedikit sejuk, dan hujan yang masih
tersisa membuat suasana terasa lebih tenang. Aku duduk di bangku kecil di
bawah atap warung, sambil memesan jajanan kesukaanku.Saat jajanannya
datang, aku merasa sedikit lebih tenang. Rasanya, meskipun hujan
menggagalkan sebagian besar rencanaku, membeli jajanan di sini tetap
memberi kebahagiaan tersendiri. Aku menikmati makanan itu dengan pelan,
menghirup udara segar yang masih terasa basah oleh hujan. Mungkin ini
bukan yang kuinginkan, tetapi aku belajar bahwa kadang-kadang hal-hal
sederhana yang tak direncanakan bisa lebih menyenangkan.
Aku duduk di situ cukup lama, memikirkan bahwa mungkin hidup
memang tidak selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang, meskipun kita
punya tujuan besar, kita harus menerima kenyataan bahwa ada hal-hal di luar
kendali kita. Aku pun belajar untuk menikmati saat-saat sederhana, karena
mungkin, kebahagiaan tidak selalu terletak pada pencapaian besar, melainkan
dalam perjalanan itu sendiri.Meskipun aku tidak bisa pergi ke tempat yang
kutuju sebelumnya, setidaknya aku sudah menemukan kebahagiaan di tempat
yang lebih dekat, di sekitar rumah. Aku pulang dengan hati yang lebih ringan,
dan dalam perjalanan pulang, aku sadar bahwa hari ini tetap menjadi hari
yang berarti, meski dengan cara yang tak terduga.